Sunday, April 17, 2011

PDAM Tangerang VS ME

Saya pengen sharing sesuatu, semoga sharing ini bisa bermanfaat buat yang lain supaya tidak menderita kesialan seperti yang saya alami saat ini

awal kejadiannya hari sabtu pagi, jam 6.30 salah satu anak kos ngetok2 pintu kamar dengan panik, ternyata pada saat dia mau nyalain air dari meteran di depan rumah, meteran PDAM itu sudah raib hilang ntah kemana, jadi salurannya terpotong bgt dan air tidak bisa masuk ke rumah, karena masih pagi saya tidak bisa lapor ke perusahaan PDAMnya jadi saya hanya menelpon petugas yang biasa mencacat meteran untuk melaporkan kejadian ini.


jam 8.30 saya baru lapor ke PDAMnya, namun bukannya ada tanggapan atau pemeriksaan, malah hanya ditanggapi dingin dan tidak ada kelanjutan apa2 sama sekali, saat siang baru petugas yg biasa mencatat meteran dateng dan dia memberi solusi yg menurut saya menguntungkan.

sampai hari minggu tidak ada tanggapan apa pun dari PDAM, hingga hari senin ini saya niatnya agak siang ke perusahaan PDAM, tiba2 2 orang executor mau menutup aliran air saya, saya bingung kenapa tiba-tiba langsung mau di tutup, kata mereka itu sesuai dengan peraturan, lalu terjadilah debat kusir antara saya dan ke dua executor tersebut sampai ada kesepakatan bahwa tidak akan ditutup sampai ada berita lanjutan dari atasannya.

lalu jam 11 siang saya kesana, disana sempat di lempar sana sini sesuai dengan 'prosedur' nya, lalu saya dihadapkan dengan salah seorang staf keuangannya yang mengatakan kalau hal itu adalah benar, apabila saya memakai air tanpa ada meteran bisa dibilang pencurian dan sama sekali tidak ada keringanan dalam hal ini, saya harus membeli meterannya kembali dengan harga Rp360.000 dan harus saat ini juga dibayarkan atau aliran air saya akan ditutup, tanpa ada dispensasi atau keringanan apa pun dari perusahaan PDAM tersebut, gila tengah bulan begini disuruh bayar sebanyak itu, ibaratnya udah jatuh tertimpa tangga pula, sama sekali tanpa keringanan apa pun dari perusahaan.

saya tetep ngotot minta keringanan, untuk ukuran keuangan seperti saya uang sebanyak itu tidak bisa langsung saya dapatkan. akhirnya orang keuangan itu minta saya untuk menghubungi kepala bagian executor yang jam 4 nanti baru akan tiba, saya hanya dikasih surat keterangan laporan kehilangan dan tanpa ada keringanan apa pun.

semua merasa pasti mereka yg paling benar, manusia memang biasa seperti itu, seperti kasus yang saya alami saat ini, padahal saat hari sabtu saya lapor sama sekali tidak ada tanggapan apa pun kenapa tiba-tiba langsung mau ditutup, kalau memang perusahaan merasa dirugikan kenapa saya tidak langsung di execusi pada hari sabtu atau dikasih tanggapan dulu apa kek atau diberi tau terlebih dahulu jangan langsung main tutup aja, saya juga butuh air, sudah baik saya mau melapor, kalau saya niat jahat bisa aja saya kongkalingkong dengan petugas pencacat meteran main belakang, maka saya pribadi diuntingkan. dan kenapa mau ditutup padahal saat itu saya sudah bilang kalau tida ada kebocoran, kenapa saya langsung di execusi padahal di sepanjang jalan banyak aliran air dari PDAM yang bocor tapi tidak di perbaiki apabila perusahaan takut merugi, dan kenapa tidak ada keringanan apa pun dari perusahaan apa jaman sekarang pembeli/pelanggan bukan lagi menjadi raja?

saya tidak minta keringanan yang berlebihan, cuma minta waktu sampai akhir bulan/awal bulan apabila saya sudah ada uangnya pasti akan saya ganti lagi meterannya, jangan main tutup aja, apa perusahaan sekarang sudah tidak punya hati nurani lagi? hanya memikirkan keuntungan pribadi dan tanpa memikirkan pelanggan?

saya akan keperusahaan itu lagi nanti jam 4an, semoga saya diberi keringanan sesuai dengan win-win solution. doakan saya ya nanti akan saya ceritakan lagi kelanjutannya

Akhirnya keadilan berpihak disisiku, masalahku dengan PDAM Tangerang berujung win-win solution, walau tetep harus aku ganti meterannya tapi setidaknya diberi tenggang waktu hingga awal bulan mei

tadi sekitar jam 2.30 kedua executor dateng lagi, ngotot harus menutup saluran PDAM karena sesuai dengan perintah atasan, semula aku kira apa keadilan dan perikemanusiaan sudah tidak berlaku lagi buat manusia khususnya di wilayan Indonesia ini, adat ketimuran sudah ditinggalkan hingga peraturan adalah peraturan dan tidak bisa diganggu gugat, karena begitulah yang diucapkan oleh para executor.

Lalu saliran PAM di tutup, setelah di tutup saya langsung ke PDAM wilayah Perumnas, disana sempat di ombang ambing, walau saya ngotot harus bertemu dengan Kepala Wilayah atau dengan Kepala Bagian executor yg saat itu katanta blom dateng begitu juga dengan Kepala Wilayah yang katanya tidak ada di tempat, saya ngotot akan saya tunggu mereka sampai mereka tiba.

Setelah menunggu kira-kira 30 menit akhirnya saya dipertemukan juga dengan Bapak Kepala Wilayah, saya tuturkan kesulitan saya dan saya hanya meminta keringanan bukannya saya tidak mau bayar, karena disini saya yang dirugikan, akhirnya dengan kebijaksanaan bapak KepWil menyutujui dan saya diberi keringanan hingga awal bulan depan harus membayar Rp.300.000 untuk penggantian materai yang hilang. padahal Bapak itu baik tapi kenapa para executornya sok galak dan nyebelin begitu?? saya diharuskan membeli Keran yang berwarna merah sendiri jadi tukang pemasangan akan memasangkannya langsung.

sepulang dari Perusahaan itu saya langsung mampir ke Toko Bangunan dan membeli keran yang diharuskan, harga kerannya Rp.30.000, setibanya di rumah ternyata petugas pemasang sudah tiba, langsung saya kasih kerannya dan ternyata langsung dipasang lagi meteran airnya..

disini saya tidak suka dengan pernyataan Bapak Bagian Keuangan itu, diawal dia bilang kl meteran itu tidak ada stok jadi harus dibayarkan dulu full baru dipasang.apabila belum dipasang maka tidak akan ada air, disini kebohongannya terkuak, ternyata setelah saya temui Bapak KepWil tadi langsung petugas mengeluarkan meterannya yang baru, ternyata masih ada juga ya yang mau mempersulit urusan yang mudah.

Setelah dipasang, saya langsung minta sama petugas pemasangan supaya disemen meterannya jadi apabila mau diambil lagi akan sulit, jadi langsung disemen menutupi pipa meteran, yang terlihat hanya meterannya dan keran merah yang tadi saya beli.

ternyata hati nurani dan dispensaasi masih berlaku juga di Indonesia, alhamdulillah...masalah ini bisa terselesaikan juga. terima kasih buat yang sudah mendukungku (ambon) dan teman-teman yang ikut mendoakanku.





0 komentar:

Post a Comment